Kabar Parlemen: Capaian indikator kinerja indeks disparitas wilayah Jatim tahun 2010 mengalami perbaikan, meskipun belum optimal. Indeks disparitas 2010 mencapai 115,14 atau terjadi penurunan sebesar 0,76 persen, bila dibandingkan tahun 2009 yang sebesar 115,85.
Capaian tersebut semakin mendekati nilai varian target yang ditetapkan tahun 2010, yakni antara 114,70 hingga 115,10.
Hal ini dikatakan Gubernur Jatim Soekarwo saat rapat paripurna Nota Pertanggungjawaban Gubernur kepada DPRD Jatim mengenai Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Akhir Tahun 2010, Senin (11/4/).
"Indeks disparitas wilayah yang menurun ini karena tingkat kesenjangan ekonomi antar wilayah umumnya berfluktuasi, seiring dengan tingkat perubahan PDRB per kapitanya. Serta, dipengaruhi kreativitas Pemerintah Daerah memanfaatkan potensi yang ada untuk meningkatkan output daerah," katanya.
Menurut Gubernur, upaya untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah diarahkan melalui prioritas program pembangunan dengan pendekatan sasaran pembangunan sektoral dan parsial, yang selama dua tahun terakhir ini terus mengalami peningkatan.
Menanggapi pernyataan Gubernur, DPRD Jatim berharap pemprov mampu mengatasi terjadinya disparitas (kesenjangan) antar wilayah di Jatim.
Wakil ketua DPRD Prov. Jatim Sirmadji mengatakan, ada beberapa catatan dari LKPJ yang disampaikan Gubenur, yang pertama ada satu indikator kinerja dari lima indikator kinerja utama pemprov Jatim 2010 yang belum tercapai, yakni ketimpangan atau disparitas.
"Ini yang perlu sekali dibuat kebijakan karena sampai sekarang belum ada kebijakan yang sangat strategis untuk mengentaskan permasalahan itu. Untuk menjadi catatan, Jatim di antara Pulau Jawa merupakan provinsi yang ketimpangan pembangunannya terlalu tinggi. Jadi, ini perlu bersama-sama antara DPRD dengan Pemprov Jatim untuk mencari solusinya," tegasnya.
Dia mencontohkan, kesenjangan pembangunan itu masih terjadi di Sampang, Pamekasan, Situbondo, Bondowoso, Trenggalek dan Pacitan yang sangat jauh dengan di daerah tengah seperti di Surabaya.
Yang sangat terlihat menurunnya disparitas adalah rusaknya infrastruktur yang ada di Jawa Timur. Jalan-jalan Provinsi, Kabupaten sudah sangat parah. Padahal infrastruktur seperti jalan adalah sangat vital sebagai alat transportasi kehidupan manusia. “jika infrastruktur dibiarkan rusak parah, maka jangan diharap disparitas akan baik”katanya.
Jalan, jembatan adalah alat penghubung kota metropolis dengan daerah tertinggal. Hasil pertanian dari daerah akan sulit dan mahal ditranspormasi ke kota jika kondisinya demikian, akhirnya yang kaya semakin kaya dan daerah tertinggal semakin jauh dari harapan. Katanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar