Suara Indrapura :Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur pada Mei 2011 naik 1,17 persen dari 100,65 menjadi 101,82. Kenaikan NTP ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) 1,37persen lebih besar dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) 0,20 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Irlan Indrocahyo di Kantornya Kendangsari Industri Surabaya, Kamis (30/6) mengatakan, dari lima provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada Mei 2011, tiga provinsi mengalami kenaikan NTP dan dua provinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggir terjadi di Provinsi Jawa Timur 1,17 persen, diikuti Jawa Barat 0,54 persen dan Provinsi Jawa Tengah 0,51 persen. Sementara Provinsi Banten mengalami penurunan NTP sebesar 0,09 persen dan Provinsi DI Jogyakarta turun 0,002 persen.
Pada Mei 2011, tiga sub sektor pertanian mengalami kenaikan NTP dan dua sub sektor turun. Kenaikan NTP terjadi pada sub sektor tanaman pangan 2,54 persen dari 98,74 menjadi 101,24. Kemudian sub sektor perikanan naik 0,84 persen dari 101,69 menjadi 102,54 dan sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik 0,53 persen dari 94,96 menjadi 95,46. Sementara penurunan NTP terjadi pada sub sektor hortikultura 1,01 persen dari 113,02 menjadi 111,88 dan sub sektor peternakan turun 0,62 persen dari 97,86 menjadi 97,25.
Indeks harga yang diterima petani naik 1,37 persen dari 135,78 pada April 2011 menjadi 137,65 pada Mei 2011. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naiknya indeks yang diterima petani pada sub sektor tanaman pangan 2,72 persen, sub sektor perikanan 1,16 persen dan sub sektor tanaman perkebunan rakyat 0,71 persen. Sementara sub sektor hortikultura turun 0,87 persen dan sub sektor peternakan turun 0,34 persen.
Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani selama Mei 2011 adalah gabah, jagung, cengkeh, ikan tongkol, ikan layang, kol/kubis, tomat sayur, jeruk, ketela pohon dan coklat. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan indeks harga yang diterima petani adalah apel, cabai rawit, kopi, ikan tuna, sapi potong, cabai merah, ayam, ikan bandeng, semangka dan kentang.
Indeks harga yang dibayar petani naik 0,20 persen dari 134,91 pada bulan April 2011 menjadi 135,18 pada Mei 2011. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naiknya indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi pedesaan) 0,17 persen serta indeks biaya produksi dan pembentukan barang modal 0,35 persen.
Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani selama Mei 2011 adalah gabah, jagung, cengkeh, ikan tongkol, ikan layang, kol/kubis, tomat sayur, jeruk, ketela pohon dan coklat. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan indeks harga yang diterima petani adalah apel, cabai rawit, kopi, ikan tuna, sapi potong, cabai merah, ayam, ikan bandeng, semangka dan kentang.
Indeks harga yang dibayar petani naik 0,20 persen dari 134,91 pada bulan April 2011 menjadi 135,18 pada Mei 2011. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naiknya indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi pedesaan) 0,17 persen serta indeks biaya produksi dan pembentukan barang modal 0,35 persen.
Sementara itu anggota Komisi B DPRD Jatim Dra. Ec Endang Sulastuty kenaikan 0,20 persen dari sebelumnya masih berpeluang untuk naik, karena kebutuhan pokok masyarakat di Jawa Timur cenderung stabil. Sementara hasil pertanian sanggat menggembirakan walaupun didaerah-daerah tertentu ada yang gagal panen. Ujarnya
Kenaikan NTP juga dipengaruhi oleh infrastruktur lain seperti jalan, jembatan, irigasi, ketersediaan pupuk dan bentuk saprodi yang dibutuhkan para petani. Apabila komponen tersebut tersedia, dirinya yakin NTP jatim akan terus meningkat, seiring dengan hasil panen yang dihasilkan para petani. Ungkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar